Wisata di Daerah Sumatera Utara

Keindahan Alam Sumatera Utara sangat cocok dinikmati untuk menghilangkan penat agar pikiran kembali rileks untuk bekerja

Konten Informasi

Kamu bisa mendapat informasi yang tidak kamu duga pernah ada

Wisata Mancaneggara

Disini kamu dapat menemukan lokasi wisata menyenangkan jika kamu berniat ke mancanegara

Lokasi Wisata Indonesia Bagian Tengah

Pelajari terlebih dahulu lokasi yang akan kamu datangi jika kamu hendak berwisata di Indonesia Bagian Tengah

Tips dan Berita seputar Tujuan Wisata

Kamu dapat menemukan Tips dan Trik seputar wisata serta berita yang berhubungan dengan wisata

Custom Search

Monday, February 13, 2012

Bagaimana Menjangkau 5 Pantai Tersembunyi di Bali?

Bali tidak hanya punya Pantai Kuta atau Sanur. Pulau Dewata itu juga punya deretan pantai lainnya yang belum terjamah banyak turis. Ingin tahu pantai apa saja yang tersembunyi itu, ini dia jawabannya.

1. Pantai Balangan
Berbeda dengan Dreamland yang dikuasai resor, Pantai Balangan diramaikan dengan warung milik warga sekitar yang menyajikan mi instan dan bir lokal. Untuk penginapan, Balangan menyediakan pondokan murah tanpa pendingin ruangan.

Bentangan pasir putih dengan deru ombak yang tidak terlalu deras membuat Balangan cocok bagi peselancar pemula. Apalagi Balangan menyediakan sekolah selancar dengan sejumlah instruktur yang akan mendampingi Anda bermain di atas ombak.

Bagi Anda yang tidak berani berselancar, bisa menghabiskan waktu dengan membangun istana pasir atau bermalas-malasan di atas kasur gantung. Namun Anda harus menyediakan alas kaki bila ingin menyusuri karang. Sebab dasar karang yang tajam dan berlumut membuatnya licin dan berbahaya.

Untuk sampai ke sana, Anda bisa melewati jalur Ngurah Rai menuju Nusa Dua. Kemudian arahkan kendaraan ke Uluwatu, lalu belok kanan. Setelah 10 menit, Anda akan menemukan petunjuk arah menuju Balangan.




2. Pantai Geger
Untuk para pencari sinar matahari yang ingin berjemur, pantai ini sangat cocok. Dengan menyewa kursi geladak seharga Rp 20 ribu, Anda bisa berjemur seharian. Bahkan Anda diizinkan membuka pakaian bagian atas alias topless.

Di Pantai Geger, Anda akan menemukan air berwarna hijau-biru yang berkilauan. Ombak yang tenang dan bergulir lembut juga menggoda untuk berenang.

Dan jika Anda menyukai olahraga, pasir tebal serta lembut yang telah dikeraskan bisa menjadi lapangan bola voli pantai. Di jam tertentu, Anda juga bisa melihat petani rumput laut memanen tumbuhan itu.

Meski tersedia restoran lokal, tidak sedikit pedagang yang menjajakan penganan di pantai dengan harga bersahabat dan bisa ditawar.

Lokasi Pantai Geger yang hanya lima menit dari lapangan golf Nusa Dua, di samping St Regis Nusa Dua Resor, membuatnya mudah dikunjungi.



3. Pantai Bias Tunggal
Dikenal juga dengan sebutan Pantai Kecil, tempat ini relatif sepi pengunjung. Kecuali bagi mereka para penjelajah alam.

Pantai Bias Tunggal berada dekat Pantai Bai. Untuk mencapainya, Anda harus menyusuri jalan berbatu sejauh 500 meter. Dan saat Anda sampai ke sana, air berwarna biru kehijauan dengan lambaian pohon kelapa akan menyambut.

Di sana pun Anda bisa menyaksikan lalu lintas perahu di Padang Bai yang akan atau dari Lombok serta Kepulauan Gili. Untuk mencapainya, Anda harus pergi ke terminal feri Padang Bai. Dari sana, jalan ke arah timur, melewati bukit, hingga menemukan sebuah teluk.

Yogyakarta Kota Wisata Spa

Sebagai daerah tujuan wisata, Yogyakarta melengkapi pernik pariwisata dengan fasilitas spa. Sedikitnya sudah ada 100 penyedia jasa spa untuk relaksasi bagi yang ingin mencari suasana santai dan memanjakan tubuh.

Memanjakan tubuh di tempat-tempat yang menyediakan fasilitas salon dengan spa diperlukan untuk relaksasi. Spa terapi pun bisa menambah tubuh semakin sehat. Hotel-hotel kelas bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta rata-rata sudah menyediakan fasilitas spa bagi para tamu atau konsumen.

"Kami mengampanyekan Yogyakarta sebagai kota wisata spa karena sumber daya alam, manusia dan fasilitas ada," kata M Tazbir Abdullah, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 13 Januari 2012.

Ia menyatakan, wisata Yogyakarta tidak hanya terbatas dengan Malioboro, Keraton, Candi Prambanan, Borobudur, wisata pantai maupun gunung. Tetapi ada potensi lain yang bisa menambah pernik kelengkapan dunia wisata. Salah satunya adalah fasilitas spa. Karena orang berwisata atau yang sudah lelah bekerja bisa menikmati suasana relaks dan sehat di tempat-tempat spa.

Ia mengaku sudah berembuk dan bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Spa Daerah Istimewa Yogyakarta dan Asosiasi Spa Terapis Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencanangkan dan memajukan pariwisata dengan fasilitas spa.

Untuk ramuan-ramuan terapi spa, kata dia juga sangat tersedia. Baik dari jamu-jamuan dan rempah yang bisa diolah untuk ramuan terapi spa bagi tubuh. Para pemilik fasilitas spa juga diminta profesional dalam pengelolaannya. Sehingga spa layak dijual kepada masyarakat untuk menikmati layanan-layanan yang disediakan.

"Spa itu kan bukan didapat dari impor, tetapi nenek moyang kita dulu juga melakukan spa dengan ramuan tradisional," kata Tazbir.

Tidak hanya sekadar berpromosi, pihaknya juga bekerja sama dengan asosiasi spa untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan terapisnya. Para terapis harus bersertifikat, standar ramuan spa yang tidak merusak kulit, keamanan dan kenyamanan tempat spa dan lain-lain.

Menurut Anny Wulan, Ketua Asosiasi Spa Terapi Daerah Istimewa Yogyakarta, ada banyak macam layanan spa yang disediakan oleh para pengusaha. Dari pijat atau massage tradisional hingga spa bayi dan spa bagi yang akan menyelenggarakan pernikahan (spa pra nikah).

Layanan itu antara lain daily spa seperti lulur, masker, massage (bermacam-macam), baby massage dan lain-lain. Sebenarnya ada juga medical spa. Tetapi di Indonesia baru ada di Ciater Jawa Barat.

"Kami berkomitmen untuk menjadikan spa sebagai salah satu destinasi wisata. Maka kami juga punya standar mutu untuk pelayanan konsumen," kata dia.

Salah satu hotel yang menyediakan fasilitas spa adalah Jogjakarta Plaza Hotel: Kirana Health Club dan Sekar Arum Spa. Fasilitas di Kirana Health Club dilengkapi dengan peralatan yang semakin lengkap, modern dengan kualitas yang berstandar internasional. Selain itu juga dilengkapi dengan berbagai alat fitness untuk penunjang kesehatan.

Selain itu juga ada Hotel Grand Aston, All Season, Hotel Jayakarta, The Cangkringan Jogja Villas & Spa dan lain-lain. Begitu pula, akan ada sebuah graha spa di Maguwoharjo yang menyediakan fasilitas spa, karaoke bar dan fasilitas lainnya. Graha spa itu baru akan buka pada 19 Januari 2012 mendatang.

Namun, untuk memilih tempat yang menyediakan layanan spa juga harus bisa membedakan tempat yang benar-benar menyediakan fasilitas dan layanan profesional atau yang hanya menjadi kedok prostitusi. Sebab, di Daerah Istimewa Yogyakarta terutama di kabupaten Sleman banyak terdapat salon kecantikan yang juga menyediakan fasilitas spa tetapi hanya untuk kedok prostitusi.

"Harus bisa memilih tempat yang profesional dalam layanan spa," kata Tri D, salah satu penyuka wisata spa.

Memborong Ragam Keripik Pedas di Bandung

Pengin beli keripik pedas dari Bandung sebagai oleh-oleh? Kali ini agak repot memilihnya. Soalnya, Keripik pedas olahan rumah tangga di Bandung semakin marak.

Dalam setahun ini, sudah ada puluhan jenis dan merek kudapan berbubuk cabai itu yang beredar di jalanan, toko, juga dunia maya. Label nama dan lambangnya ada yang mirip-mirip hingga menggelitik.

Di Jalan Dago tiap Ahad pada jam Car Free Day antara pukul 06.00-10.00 WIB, misalnya, tak kurang dari 10 merek keripik menggoda mata lewat spanduk di gerobak atau mobil dagangan. Sebagian hanya dijajakan sederhana dengan tumpukan kardus di atas trotoar. Namanya mulai dari keripik Maicih, Maedeh, Maemeh, Ceu Tety, Jenong, Cipuy, Kribo, juga Karuhun.

Salah seorang penjual keripik pedas di trotoar Jalan Dago 85, Yuyun Yulianingsih, rata-rata menjual 125 bungkus keripik setiap hari. Saat akhir pekan, Sabtu dan Minggu, pembelian mencapai 150-200 bungkus per hari. Sejak berjualan 4 bulan lalu, kata dia, keripik Maicih yang paling laris. "Terutama level (pedas) 3, 5, dan 10," katanya, Ahad, 4 Desember 2011.

Pembelinya dari kalangan remaja hingga orang tua. Paling banyak orang Bandung dan Jakarta. Biasanya, kata Yuyun, mereka memborong 5-10 bungkus untuk dikudap sendiri atau sebagai oleh-oleh.

Di Toko Serba Lada atau Toserda di Jalan Pajajaran 4 Bandung, lebih dari 20 merek keripik pedas berkumpul rapi di rak. Lada, dari bahasa Sunda yang artinya pedas itu diantaranya keripik Kurutuk yang diproduksi artis Rida, Siripik Kingkong, juga Kutang Janda size 36. "Keripik pedas jadi makin banyak setelah booming Maicih awal 2011," kata pemilik toko, Willy Hono, 28 tahun.

Sejak itu, hampir setiap pekan ada 1-2 pembuat keripik pedas yang menawarkan produknya. Namun tak semua olahan industri rumahan itu bisa dijual di tokonya. Sarjana Matematika dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, itu mengaku banyak menolak contoh kiriman karena rasanya kurang mantap, harganya dinilai mahal, atau kemasannya kurang baik sehingga keripik dikhawatirkan cepat melempem.

Uji produk itu juga melibatkan istri, dua karyawannya, serta rekan-rekannya. Willy sempat menjadi korban saat mencicipi keripik contoh. "Pernah langsung sakit radang tenggorokan," katanya. Walau begitu, ia tak mewajibkan para pembuat keripik pedas harus punya izin Departemen atau Dinas Kesehatan karena biayanya mahal. "Saya juga ingin bantu home industry," katanya.

Sejak toko berdiri akhir tahun lalu, ia juga menjual keripik lewat jalur online. Pembeli keripik per hari rata-rata ada 10 orang. Tiap bulan, omzet penjualan keripik pedasnya mencapai Rp 20-25 juta.

Keripik pedas sejak puluhan tahun lalu telah menempel di lidah orang Indonesia. Di Bandung, kudapan itu mulai naik pamor sejak tahun lalu dikenal sebagai pikset atau keripik setan. Sebutan itu karena  pedas bubuk cabai pada keripik dari bahan singkong tersebut sangat menyengat lidah.

Setelah itu, pembuat keripik singkong pedas lainnya mengolah racikan dengan tingkat kepedasan berbeda. Selain itu juga kemasan dan cara penjualannya ikut memanfaatkan jejaring sosial di Internet. Sejak awal 2011, keripik pedas jadi barang buruan. “Penasaran awalnya, kok pakai level-levelan segala, ternyata sama seperti pikset tapi harganya lebih mahal,” kata Yuli Saputra, ibu rumah tangga berusia 34 tahun.

Penyuka keripik pedas itu mengaku sudah biasa mengalami panas mulut dan perut setelah makan keripik. Agar tak sampai mulas, ia memilih cara makan keroyokan bersama teman sambil ngobrol. “Namanya makanan pedas itu kan susah berhenti ya, jadi harus sedikit-sedikit dan makannya ramean,” ujarnya.

Kini jenis keripik pedas tak cuma dari singkong, tapi juga kentang, talas, tahu, dan kerupuk seperti gurilem, dorokdok (kerupuk kulit), keripik cireng (aci digoreng), serta basreng (baso goreng). Walau sama-sama dijamin pedas, masing-masing punya rasa, aroma, dan bumbu berbeda. Buat yang suka tantangan dan penasaran makanan pedas, siapa yang tak tergoda?

Membeli 1001 Penganan Khas Daerah di Jakarta

Mencari oleh-oleh bisa jadi merupakan salah satu agenda favorit Anda saat bepergian ke luar kota, terlebih jika dititipi keluarga atau teman sebelum bepergian.

Lalu, bagaimana bila Anda keluar kota tapi tidak sempat membeli oleh-oleh? Tidak perlu khawatir, terutama bila Anda berdomisili di Jakarta. Di Jakarta Selatan, ada satu toko khusus yang menjual oleh-oleh dari pelbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Rumah Makan Nusa Indah namanya.

Meski menggunakan kata rumah makan di nama tokonya, Nusa Indah sebenarnya menyediakan beragam jenis penganan daerah. Sepanjang mata memandang rupa-rupa oleh-oleh menumpuk hingga sudut toko.

Bertempat di Jalan KH Achmad Dahlan 33, Kebayoran Baru, toko Nusa Indah sudah berdiri selama 25 tahun. Hartati, 64 tahun, pemilik toko, memulai bisnis toko oleh-oleh di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, itu pada 1983.

Menurut dia, selama dua tahun pertama berdiri toko itu sepi pembeli. Banyak penganan yang terbuang percuma. "Di tahun ketiga orang sudah banyak tahu tentang toko ini. Pembeli semakin banyak yang datang," kata Hartati.

Banyaknya pembeli yang datang membuat Hartati kewalahan. Apalagi toko kecilnya tidak memiliki lahan parkir yang memadai. Pada 1986, ibu tiga anak ini memutuskan memindahkan tokonya ke lokasi saat ini.

"Dari hari ke hari, tahun ke tahun, toko ini semakin ramai pengunjung," ujar perempuan kelahiran Semarang itu.

Di Nusa Indah tersedia pelbagai penganan seperti Brownies Amanda, kue lapis legit Spikoe asal Surabaya, kue lapis Surabaya Mandarijn, begelen Kartika Sari, kerupuk udang Ny. Siok dari Sidoarjo, dan keripik pedas Ma Icih asal Bandung.

Selain itu Hartati juga menyediakan oleh-oleh berupa balado singkong Christine Hakim dari Padang, bandeng presto asal Semarang, Marquisa Heavy Juice dari Sumatera Utara, keripik paru dari Solo, serta brem asal Madiun. Rupa-rupa penganan dari pelbagai daerah itu pun menyesaki toko Hartati.

"Dulu pernah jual oleh-oleh dari Indonesia bagian timur, tapi peminatnya sedikit dan ongkos kirimnya mahal. Jadi sekarang tidak menyediakan lagi," kata dia.

Hartati memang memanjakan pelanggan dengan oleh-oleh dari berbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Salah seorang pembeli, Syaefudin, mengaku sudah menjadi langganan Hartati sejak 1994 lalu. Awalnya dia hanya melihat spanduk Nusa Indah yang menjual bandeng presto asal Semarang.

"Saya coba beli. Ternyata rasanya enak, rasa sambalnya pas, dan tulangnya sangat empuk," kata Syaefudin.

Toko Hartati juga sering dikunjungi turis mancanegara. Misalnya orang Jepang yang doyan memborong camilan berupa teng teng Super Mete Nugat. "Ada juga pembeli borongan yang mengirim kue-kue dari sini ke Kalimantan, Sumatera, bahkan Amerika, Australia, dan Jepang," kata Hartati.

Kaus Khas Jogja Laris

Para pedagang kaos di kawasan Malioboro panen rezeki pada liburan akhir tahun ini. Di hari biasa, rata-rata per hari hanya 300 kaus yang terjual. Tapi kini pedagang grosir di kawasan itu kewalahan. Dalam satu hari saja bisa 1.000 kaos terjual dari satu pedagang.

“Kaos yang harganya di bawah Rp 15 ribu sangat laku untuk oleh-oleh wisatawan,” kata Lukmono, salah satu pedagang kaus di Jalan Kauman, Rabu, 28 Desember 2011. 

Ia menyatakan, jenis kaos yang laku adalah kaos yang bermotifkan gambar khas Yogyakarta dan kaos yang berdesain trendi. Segmen pembelinya pun berbeda-beda, tergantung jenis kaosnya.

Kaos yang bergambar dan bertuliskan kata-kata Yogyakarta biasanya diminati oleh semua kalangan untuk dipakai atau dijadikan oleh-oleh. Sedangkan kaos yang desainnya trendi disasar para wisatawan kalangan muda.

Para pedagang penjual kaos secara grosir banyak didatangi oleh pengecer yang langsung menawarkan kaus ke wisatawan. Para penjual kaus itu biasanya disebut buser atau buru sergap. Sebab, mereka langsung menawarkan kaus kepada pembeli di tempat-tempat parkir, tempat wisata, dan di sekitar Benteng Vredeburg (ujung Malioboro).

“Pada November lalu sepi wisatawan. Sekaranglah saatnya para pedagang itu mendapatkan rezeki,” kata dia.

Salah satu ikon kaos di Yogyakarta adalah Dagadu yang memang sudah banyak dikenal oleh para wisatawan. Produsen kaos dengan gambar dan kata-kata unik itu mengaku omzet penjualannya naik 30 persen saat liburan seperti ini. Bahkan, di akhir pekan penjualan naik mencapai 60 persen.

“Untuk melayani para pembeli, kami sediakan gerai-gerai yang nyaman untuk dikunjungi wisatawan,” kata Marketing Communication PT Aseli Dagadu Djokdja Junno Mahesa.

Gerai Dagadu saat ini ada beberapa yang disediakan, yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Dagadu) di Mal Malioboro, UGD (Unit Gawat Dagadu) di Pakuningratan, DPRD (Djawatan Plajanan Resmi Dagadu) di Ambarukmo Plaza, dan Posyandu II di Jalan Pekapalan (Alun-alun Utara).

Random Post