Bagaimana Menjangkau 5 Pantai Tersembunyi di Bali?   Yogyakarta Kota Wisata Spa   Memborong Ragam Keripik Pedas di Bandung   Membeli 1001 Penganan Khas Daerah di Jakarta   Kaus Khas Jogja Laris   Memburu Batik Lawasan Nan Cantik di Malioboro   Belanja Tenunan Songket di Pandai Sikek   Yuk, Berburu Kaus Unik di Bandung   Ke Bali, Jangan Lupa Mampir di Pasar Seni Sukowati   Secangkir Kopi Gembira di Kawangkoan   Empat Berkuah dari Makassar   Lezatnya Nasi Kapau di Los Lambuang   Renyahnya Ayam 4 Jari   Menikmati Cupcake Berpadu Teh ala Eropa   Kuah Asam Goropa Pembangkit Selera Makan   Tahun lalu, Empat Juta Kucing Disantap di Cina   Menu Jepang Harga Indonesia Hanya di Umaku   Menikmati Sensasi Kopi Jos Lik Man   Cita Rasa Resto Bintang Lima di Tepi Pemakaman   Menengok Desa Tradisional Panglipuran di Bali  
Custom Search

Monday, February 13, 2012

Kaus Khas Jogja Laris

Para pedagang kaos di kawasan Malioboro panen rezeki pada liburan akhir tahun ini. Di hari biasa, rata-rata per hari hanya 300 kaus yang terjual. Tapi kini pedagang grosir di kawasan itu kewalahan. Dalam satu hari saja bisa 1.000 kaos terjual dari satu pedagang.

“Kaos yang harganya di bawah Rp 15 ribu sangat laku untuk oleh-oleh wisatawan,” kata Lukmono, salah satu pedagang kaus di Jalan Kauman, Rabu, 28 Desember 2011. 

Ia menyatakan, jenis kaos yang laku adalah kaos yang bermotifkan gambar khas Yogyakarta dan kaos yang berdesain trendi. Segmen pembelinya pun berbeda-beda, tergantung jenis kaosnya.

Kaos yang bergambar dan bertuliskan kata-kata Yogyakarta biasanya diminati oleh semua kalangan untuk dipakai atau dijadikan oleh-oleh. Sedangkan kaos yang desainnya trendi disasar para wisatawan kalangan muda.

Para pedagang penjual kaos secara grosir banyak didatangi oleh pengecer yang langsung menawarkan kaus ke wisatawan. Para penjual kaus itu biasanya disebut buser atau buru sergap. Sebab, mereka langsung menawarkan kaus kepada pembeli di tempat-tempat parkir, tempat wisata, dan di sekitar Benteng Vredeburg (ujung Malioboro).

“Pada November lalu sepi wisatawan. Sekaranglah saatnya para pedagang itu mendapatkan rezeki,” kata dia.

Salah satu ikon kaos di Yogyakarta adalah Dagadu yang memang sudah banyak dikenal oleh para wisatawan. Produsen kaos dengan gambar dan kata-kata unik itu mengaku omzet penjualannya naik 30 persen saat liburan seperti ini. Bahkan, di akhir pekan penjualan naik mencapai 60 persen.

“Untuk melayani para pembeli, kami sediakan gerai-gerai yang nyaman untuk dikunjungi wisatawan,” kata Marketing Communication PT Aseli Dagadu Djokdja Junno Mahesa.

Gerai Dagadu saat ini ada beberapa yang disediakan, yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Dagadu) di Mal Malioboro, UGD (Unit Gawat Dagadu) di Pakuningratan, DPRD (Djawatan Plajanan Resmi Dagadu) di Ambarukmo Plaza, dan Posyandu II di Jalan Pekapalan (Alun-alun Utara).

0 comments:

Post a Comment

Random Post