Bagaimana Menjangkau 5 Pantai Tersembunyi di Bali?   Yogyakarta Kota Wisata Spa   Memborong Ragam Keripik Pedas di Bandung   Membeli 1001 Penganan Khas Daerah di Jakarta   Kaus Khas Jogja Laris   Memburu Batik Lawasan Nan Cantik di Malioboro   Belanja Tenunan Songket di Pandai Sikek   Yuk, Berburu Kaus Unik di Bandung   Ke Bali, Jangan Lupa Mampir di Pasar Seni Sukowati   Secangkir Kopi Gembira di Kawangkoan   Empat Berkuah dari Makassar   Lezatnya Nasi Kapau di Los Lambuang   Renyahnya Ayam 4 Jari   Menikmati Cupcake Berpadu Teh ala Eropa   Kuah Asam Goropa Pembangkit Selera Makan   Tahun lalu, Empat Juta Kucing Disantap di Cina   Menu Jepang Harga Indonesia Hanya di Umaku   Menikmati Sensasi Kopi Jos Lik Man   Cita Rasa Resto Bintang Lima di Tepi Pemakaman   Menengok Desa Tradisional Panglipuran di Bali  
Custom Search

Monday, February 13, 2012

Ke Bali, Jangan Lupa Mampir di Pasar Seni Sukowati

Kabupaten Gianyar adalah tetangga sebelah timur dari Kota Denpasar, berjarak sekitar 25 kilometer. Banyak pekerja seni di daerah ini, mulai dari tari, ukir kayu dan perak. Seiring berkembangnya industri pariwisata, ada kawasan Sukawati yang semakin menampilkan sebagai pusat pasar seni di Bali.

Bukan hanya satu pasar seni di sana. Ada empat pasar seni yang tumbuh berkembang menjadi obyek kunjungan wisatawan yang mencari oleh-oleh khas Bali. Walaupun di kawasan wisata pantai Kuta atau Denpasar, barang-barang kerajinan bisa didapatkan di berbagai tempat, tetapi belum lengkap rasanya bila perjalanan liburan di Bali tidak mendatangi Sukawati.

Terbukti, ratusan bus antar kota antar pulau yang membawa rombongan wisatawan nusantara maupun mancanegara yang datang dan pergi silih berganti. Pemandangan hiruk-pikuk itu juga tampak pada kemarin siang, di Pasar Seni III Cemenggoan Celuk Sukawati. Begitu para penumpang bus turun di tempat parkir yang berada di depan kios-kios, langsung disambut riuh rendah para pedagang. "Mari Pak lihat-lihat dulu," kata mereka. Pedagang tidak memaksa, tetapi ujung-ujungnya pedagang sangat pandai merayu agar pengunjung membeli dagangannya.

Oh ya, empat pasar seni ini tersebar di sejumlah tempat, tetapi semuanya masih berada di Kecamatan Sukawati. Ada dua pasar seni di pusat Kecamatan Sukawati. Yaitu Pasar Seni I dan Pasar Seni IV. Pasar III ada di Cemenggoan dan Pasar II di Guang.

Di Pasar Seni III ada 200 kios pedagang, utamanya yang menjual pakaian bermerek Bali. Rata-rata setiap pedagang memiliki satu meja yang berukuran 140 senti lebar 40 seniti. Barang dagangannya berupa pakaian pria maupun wanita, termasuk untuk anak-anak. Ada kaos gambar barong, kaos motif batik Bali atau kaos yang berisi kata-kata.

Tidak kalah dengan kaos Dagadu dari Yogya atau Joger di Kuta, kaos kata-kata tersebut di antaranya berisi tulisan yang bersifat promotif, seperti `Rahasia orang sukses adalah berlibur dan istirahat sebentar di Bali`, dan `Berlibur di Bali dapat menyehatkan pikiran dan membangkitkan semangat baru`.

Ada lagi kaos yang berisi tulisan gurauan, antara lainyn `Semakin banyak belajar semakin banyak yang kita tahu`, `Semakin banyak yang kita tahu, semakin banyak yang kita lupa`, `Semakin banyak yang kita lupa semakin sedikit yang kita tahu. Jadi... kenapa kita sibuk belajar?`

Berapa harga kaos Sukawati itu ? Bisa disebut murah. Berbahan katun atau krayon. Karena selembar kaos rata-rata hanya Rp15 ribu. Untuk yang motif batik lebih mahal, Rp20 ribu. "Kalau motif batik ini beda harganya pak," kata Dewi, salah satu pedagang.

Sedangkan celana pendek khas Bali yang di antaranya motif kembang-kembang ala Hawai dijual Rp25 ribu. Untuk selembar rok dres mulai dari harga Rp25 ribu, Rp35 ribu hingga Rp45 ribu. Dewi juga menjual barang cinderamata asesoris berupa gelang-gelang kerajinan, ada juga asbak atau patung topeng. Untuk asesoris ini, pedagang lainnya, Wayan Sari, menjual gelang mulai dari harga Rp5 ribu hingga 7.500.

Boleh dikata, bisnis pakain jadi di pasar seni Sukowati cukup menjanjikan. Wayan Radu, 32 tahun, misalnya, mengaku mulai berdagang di Pasar Seni II di Guang sejak 2009. Ia kini hanya berdagang pakaian tanpa menjual asesoris karena perpuran uang bisnis pakaian jadi lebih cepat. Awalnya ia hanya menjual cinderamata kerajinan. Selain menjual eceran, kini ia juga melayani sesama pedagang  yang memerlukan baju-baju motif barong. "Banyak orang cari kaos barong," katanya kepada Tempo. Untuk penjualan ke pedagang lain, Wayan hanya mengutip untung Rp500 per lembar baju.

0 comments:

Post a Comment

Random Post